Dear God - Avenged Sevenfold


Dear God the only thing I ask of you is
To hold her when I'm not around,
When I'm much too far away
We all need that person who can be true to you
I left her when I found her
And now I wish I'd stayed
'Cause I'm lonely and I'm tired
I'm missing you again oh no
Once again

Saat teman-teman kantor saya lagi belajar gila dengan nyanyi-nyanyi lagu 'Yoyo si yoyo' (soundtrack film anak 'oon' jaman dulu), nggak tau kenapa ahir-ahir ini saya lagi suka banget dengerin 'Dear God' nya AX7. Walopun lagu lama tapi masih enak aja didengernya. Yang kebayang tuh ya berandalan yang gara-gara seorang cewe jadi inget Tuhan. Eh, gitu nggak sih? Ini sih bayangan versi saya aja ya.

Dan kesimpulan saya adalah yaitu bahwa seorang wanita sanggup meluluh-lantahkan pria yang bertato, garang, badan besar, kasar, ya gitu-gitu lah. Hebat ya. 

Ngomong-ngomong soal Tuhan, saya kok merasa lagi dihukum ya sama Tuhan. Entah karena dosa apa. Yang pasti sih karena dosa. Eh, gimana sih. Ya pokoknya saya dihukum karena dosa yang pernah saya perbuat. Dan saya rasa bertaubat pun belum cukup. Saya merasa demikian karena ya saya memang merasa sedang dihukum. Tapi saya menyadarinya kok ya baru-baru kemaren saja ya.
Saya dihukum dengan bentuk perasaan. Tuhan kan Maha segala-gala nya. Maha kaya. Maha miskin. Pun Maha membolak-balikkan hati. Gampang banget itu sih buat Tuhan.
Dari sekian banyak laki-laki yang pernah singgah dihatiku (ciee sok lakuu!). Haha. Tapi emang iya kan. Mantan saya bukan cuma si mantan doang. Bahkan perasaan waktu itu saya sempat sangat mencintai seorang pacar (waktu itu). Dan kita berpisah bukan karena ada orang ketiga atau sudah nggak cinta lagi. Kita berpisah karena dia beda agama. Dan saya rasa sampai saat ini hanya dia yang mampu memahami karakter saya. Kita sering bertengkar hebat. Kita sering beda pendapat. Kita sering bersitegang karena kepercayaan masing-masing. Tapi semua itu bisa kita atasi. Dia meluruskan saya tanpa membuat saya retak atau patah. Entahlah. Sampai suatu ketika saya merasa hubungan ini tidak akan bisa mencapai suatu titik. Dalam suatu hari tanpa ada masalah, saya mengambil tindakan. Menurut saya tepat. Saya pikir tidak mungkin ada dua nahkoda dalam satu kapal. Dia bilang, bisa saja. Tapi saya tidak sependapat. Saya pikir jika ada dua nahkoda, itu hanya sebutan saja. Pada prakteknya pastilah salah seorang nahkoda bertindak sebagai wakil nahkoda. Lalu, dia mencontohkan banyaknya pasangan suami-istri yang sampai sekarang bisa bertahan walau beda keyakinan. Saya pun sedikit tergoda. Sampai ahirnya saya sadar, agama saya melarang itu. Dan sudah. Kita berpisah dalam api yang masih menyala.May Jessus always bless u Jordy  =').

Tapi, tapi, tapi,,, kok ya yang masih keingetan malah si mantan itu?. Dia yang dalam terakhir pertemuan saja sudah nggak mau mempertahankan saya. 
Baiklah. Saya tau. Saya belajar banyak dari hubungan saya dan si mantan. Dan sampai sekarang saya sudah berusaha memperbaiki sifat-sifat jelek saya. Ya saya akui itu semua adalah hikmah. Itu adalah pil pahit untuk saya. 
Lama sudah saya bertanya-tanya. Kenapa-kenapa-kenapa-kenapa.

Kenapa yang harus terus terlintas adalah memori saat bersama si mantan?. Padahal dulu saya sudah nggak betah kalo jomblo barang satu minggu. Tapi sekarang?. Saya tidak mau menjalin hubungan dengan siapa-siapa jika saya tidak ada perasaan. Padahal dulu saya selalu 'nyamber' siapa saja yg menyatakan ingin jadi pacar saya walaupun saya nggak ada perasaan apa-apa. Witing tresno jalaran soko kulino. Gitu sih dulu mikirnya. Saya berani ambil resiko itu, walau pada kenyataannya hubungan saya sering tidak berlanjut lama. 

Ya, people change.

Sekarang saya lebih berhati-hati. Saya memastikan keputusan yang saya ambil tidak akan membuat saya menyesal dikemudian hari. Dan satu lagi pelajaran paling mendasar yang saya dapat, bahwa jangan pernah mengambil keputusan apapun pada saat sedang emosi. 90% setelah emosi reda, kita akan teramat sangat menyesal. 

Ya mungkin ini adalah hukuman dari Tuhan. 
Tau deh. Saya sudah pasrah sekarang. 
Padahal saya sudah berusaha dan berdoa, namun tak kunjung hasil (atau mungkin belum). Tapi saya sudah lelah kali rasanya sampai-sampai saya  sudah lupa kapan terakhir kalinya berdoa tentang itu.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Bobblehead Bunny