Seluk beluk Customer Service Officer

Sesungguh-sungguhnya, jiwa saya bukanlah jiwa seorang front liner.
Aku  tidak bisa menyembunyikan muka masamku ketika suasana hati sedang suntuk atau sedang marah. Ditambah lagi, menjadi front liner itu mengharuskan aku untuk berdandan. Poles sana dempul sini.

Maka dari itulah kusebut, aku tidak berbakat di bidang ini.

But, The Show Must Go on. No matter what.

Baiklah, yang terjadi biarlah terjadi.

Dibandingkan menjadi seorang karyawan admin, pekerjaan sebagai Customer Service di Perusahaan Pembiayaan sangatlah penuh tantangan.
Disamping golongannya satu tingkat diatas administrator, Cust Service juga menjanjikan 'ilmu-ilmu' yang luarrr biasa banyak.

Dari segi ilmu matematis, dari segi kesopan santunan, dari segi bahasa, meningkatkan rasa percaya diri, dan yang paling penting adalah dari segi psikologi.

Biarpun banyak diomelin atau dikomplain nasabah, tetapi banyak juga tambahan ilmunya. Belum lagi ketemu dengan banyak orang. Intinya, menambah network dan uji mental.

Saat pertama kali menjadi seorang front liner, aku, yang notabene dulunya jarang banget berinteraksi dengan banyak orang dan dengkulnya suka gemeteran kalo liat cowo cakep dan tajir, amat sangat tersiksa.

Makan ngga enak, tidur di-mimpi-in nasabah yg marah-marah, senyum pun rasanya sudah tidak punya kekuatan lagi. Susah banget deh kayaknya hidup.

Tapi seiring berjalannya waktu, akhirnya aku menyadari. Pekerjaan sebagai Front liner adalah sebuah seni.
Seni bagaimana menghadapi berbagai macam karakter (dari yg judes, baik, marah, lembut, lemes, sumringah, dll).
Seni bagaimana mengamati karakter orang. Bahkan karakter sebuah keluarga.
Karena kan nggak jarang nasabah yang datang sambil bawa istri/suami dan anak-anaknya.
Ada yang suaminya nurut banget sama istri. Ada yang suaminya nyuruh-nyuruh istrinya melulu. Ada yang anaknya bandel banget. Ada yang...wah. Macem-macem deh.

Kemudian juga, dari segi kepercayaan diri. Nggak tau apa mungkin ini cuma perasaan atau emang beneran, tapi kalo sering berinteraksi langsung dengan banyak orang, itu bisa meningkatkan rasa percaya diri kita. Kita jadi nggak gampang minder, jadi bisa speak up gitu.
Eh tapi kadang ngerasa minder juga sih kalo nasabah yang dateng itu cantik bhanget dan mobilnya Alphard.

Nah kalo buremnya jadi frontliner itu, kalo nasabahnya bermasalah. Kaya misal mobilnya ilang tapi nggak dicover asuransi, debet rekening nggak jalan, nasabah nggak mau bayar denda, dan masiiiihhh banyak lagi. Itu dijamin bakal burem banget. Datang ke kantor dengan muka masam, mencak-mencak, teriak-teriak, gebrak-gebrak meja. Seru banget.
Kalo masalah duit orang emang suka kalap dan gampang marah-marah. Ngaak pedulli marahnya sama siapa. Padahal kan saya cuma menjalankan tugas pak... maap ya paakk.. T_T

Disamping itu semua, ada lucunya juga. Itulah hebatnya Tuhan (lho, kok tau-tau bawa nama Tuhan?)

Hehe..

Tuhan yang telah menciptakan bermilyar-milyar umat dengan berbagai macam karakter yang berbeda.

Siang tadi, datanglah seorang nasabah Chinese.
Rupa-rupanya si kokoh ini mau pelunasan dipercepat sekalian mau ambil BPKB mobil.

Baiklah Koh, saya siap melayani anda !

Diitung-itung, saya sudah dapat nominal pelunasannya. Saya serahkan ke si kokoh hasil print out nya.
Okesip! Si Kokoh sudah menyanggupinya.
Lalu aku jelasin untuk pembayaran si Kokoh bisa langsung ke teller, lalu setelah pembayaran baru kembali lagi ke saya buat proses BPKB nya.

Satu menit, dua menit, lima menit, eh si kokoh masih diem aja didepan aku.

Akupun bingung. Kokoh hanya diam saja. Apa jangan-jangan ada kata-kata yang telah salah diucapkan tadi?. Entahlah. Wallahua'lam..

Lama kebisuan menyelimuti kami. Dan akhirnya si Kokoh mengucapkan sesuatu.
"saya lagi nunggu temen saya..."

Oooh.. Rupanya lagi nunggu temen.
Untung tidak ada antrian dibelakang si Kokoh. Jadi ya aku diemin aja. Harusnya sebagai cust service aku ajak ngobrol ya. Tapi aku bingung mau ajak ngobrol apa. Baiklah. Aku putuskan untuk diemin aja si Kokoh.
Aku putuskan untuk pura-pura sibuk. Ngetik-ngetik. Tapi rupanya ngetik-ngetik chatingan. Hihi.

Eh lamaa tuh. Ahirnya si temen kokoh pun datang sambil bawa duit.
Si temen Kokoh ke teller, aku pikir si kokoh bakal ikut ke teller, tapi rupanya nggak dong ! Doi masih duduk aja didepan aku.

OKe! Fine Kokoh! Kalau itu maumu ! -..-

Setelah urusan dengan teller kelar, kembalilah si temen kokoh duduk menemani si Kokoh didepanku.
Dengan profesional, akupun mengurus proses pengeluaran BPKB.
Eh lucunya, pas aku mintain KTP nya, si Kokoh dengan sigap nyari-nyari KTP di dompetnya. Trus nggak nemu-nemu. Dan keluarlah itu kata-kata dari mulutnya.
" Waduh. Dimana ya ! Jangan-jangan ketinggalan! Mampus guah! Mampus guah!"
Well.. dari sini saya bisa liat, karakternya si Kokoh itu panicman. Alias Panikan. Walaupun akhirnya itu KTP ketemu juga. Tapi dengan muka seserius itu dan rambut seplontos itu bikin aku cekikikan didalam hati.

Setelah proses serah terima selesai, udah dong selesai. Aku berharap si kokoh buru-buru chao dari hadapanku. Aku sudah muak Koh. Muak! Heheh.. Nggak deng.
Tapi ini nggak dong! Sambil mainan Bb doi masih duduk aja. Dan sialnya aku lagi nggak ada customer lagi selain kokoh itu. Jadinya doi tetap berhadap-hadapan denganku. T_T
Ajib tuh Kokoh.

Eh tapi bosen juga ya ngomongin si Kokoh terus. Jadi garing,

Sudahlah.

Akhir cerita si kokohpun pergi. Chao.

99 asmaul husna dan artinya

Huaa... Alhamdulillah udah bulan Ramadhan aja.

Untuk Ramadhan kali ini aku punya nazar.

Berhubung si mister X sang mantan aku udah merid 2 minggu yang lalu yang mana sukses banget bikin aku galau,  maka dari itu Ramadhan tahun ini aku dedikasikan khusus  untuk sepenuhnya beribadah, bersedekah, dan ber-ber lainnya yang bisa bikin Malaikat 'terpaksa' mengaminkan doa aku supaya aku juga dapet jodoh tahun 2013 ini. Amiin. wehehe.

Kalau si mantan bisa bahagia, aku harusnya juga bisa dong.

Niatnya jelek ya.

Tapi, aku tetap berusaha! Ganbate !


Nah, salah satu usaha aku untuk berbuat kebaikan adalah dengan apdet status yang baik-baik. Di bbm, twiter, atau pesbuk.

Kalo kemaren-kemaren galau-galau melulu, sekarang aku apdetnya yang baik-baikk aja. Supaya pahalanya juga dapet. Dan semoga terus berlanjut nggak cuma di bulan Ramadhan soang.

Akhir-akhir ini aku lagi suka apdet tentang nama-nama mulia Allah. Asmaul Husna.  Kesannya apal bener yak. Nggak tuh. Padahal aku juga googling.

Yasudihlah.

Mari kita beramal.

Berikut dibawah ini hasil guglingan aku. Semoga bermanfaat dan menambah catatan malaikat di kanan aku.



99 Asmaul husna dan artinya

1. (Ar Rahman) Artinya Yang Maha Pemurah

2. (Ar Rahim) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang

3. (Al Malik) Artinya Yang Maha Menguasai / Merajai

4. (Al Quddus) Artinya Yang Maha Suci

5. (Al Salam) Artinya Yang Maha Selamat

6. (Al Mukmin) Artinya Yang Maha Melimpahkan Keamanan

7. (Al Muhaimin) Artinya Yang Maha Memelihara / Mengawasi

8. (Al Aziz) Artinya Yang Maha Berkuasa / Ynag Dapat Mengalahkan

9. (Al Jabbar) Artinya Yang Maha Perkasa / Menundukkan Segalanya

10. (Al Mutakabbir) Artinya Yang Mempunyai kebesaran.

11. (Al Khaliq) Artinya Yang Maha Pencipta

12. (Al Bari) Artinya Yang Maha Menjadikan / Melepaskan

13. (Al Musawwir) Artinya Yang Maha Pembentuk

14. (Al Ghaffar) Artinya Yang Maha Pengampun

15. (Al Qahhar) Artinya Yang Maha Memaksa

16. (Al Wahhab) Artinya Yang Maha Penganugerah / Pengkarunia

17. (Al Razzaq) Artinya Yang Maha Pemberi Rezeki

18. (Al Fattah) Artinya Yang Maha Pembuka

19. (Al Alim) Artinya Yang Maha Mengetahui

20. (Al Qabidh) Artinya Yang Maha Pengekang / Menyempitkan Rezeki

21. (Al Basit) Artinya Yang Maha Melimpah Nikmat / Melapangkan Rizki

22. (Al Khafidh) Artinya Yang Maha Perendah / Merendahkan Derajat

23. (Ar Rafik) Artinya Yang Maha Peninggi / Meninggikan Derajat

24. (Al Mu’izz) Artinya Yang Maha Menghormati / Memuliakan

25. (Al Muzill) Artinya Yang Maha Menghina

26. (As Sami) Artinya Yang Maha Mendengar

27. (Al Basir) Artinya Yang Maha Melihat

28. (Al Hakam) Artinya Yang Maha Mengadili / Menetapkan Hukum

29. (Al Adil) Artinya Yang Maha Adil

30. (Al Latif) Artinya Yang Maha Lembut/Halus

31. (Al Khabir) Artinya Yang Maha Waspada

32. (Al Halim) Artinya Yang Maha Penyabar

33. (Al Azim) Artinya Yang Maha Agung

34. (Al Ghafur) Artinya Yang Maha Pengampun

35. (Asy Syakur) Artinya Yang Maha Bersyukur / Berterima Kasih

36. (Al Ali) Artinya Yang Maha Tinggi

37. (Al Kabir) Artinya Yang Maha Besar

38. (Al Hafiz) Artinya Yang Maha Memelihara

39. (Al Muqit) Artinya Yang Maha Menjaga / Memberikan Makan

40. (Al Hasib) Artinya Yang Maha Penghitung

41. (Al Jalil) Artinya Yang Mempunyai Kebesaran

42. (Al Karim) Artinya Yang Maha Mulia

43. (Ar Raqib) Artinya Yang Maha Waspada / Mengawasi

44. (Al Mujib) Artinya Yang Maha Pengkabul

45. (Al Wasik) Artinya Yang Maha Luas

46. (Al Hakim) Artinya Yang Maha Bijaksana

47. (Al Wadud) Artinya Yang Maha Mengasihi / Penyayang

48. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia

49. (Al Baith) Artinya Yang Maha Membangkitkan Semula

50. (Asy Syahid) Artinya Yang Maha Menyaksikan

51. (Al Haqq) Artinya Yang Maha Benar

52. (Al Wakil) Artinya Yang Maha Pentabir / Mengurusi

53. (Al Qawiy) Artinya Yang Maha Kuat

54. (Al Matin) Artinya Yang Maha Teguh / Kokoh

55. (Al Waliy) Artinya Yang Maha Melindungi

56. (Al Hamid) Artinya Yang Maha Terpuji

57. (Al Muhsi) Artinya Yang Maha Penghitung

58. (Al Mubdi) Artinya Yang Maha Pencipta dari Asal / Memulai

59. (Al Muid) Artinya Yang Maha Mengembalikan

60. (Al Muhyi) Artinya Yang Maha Menghidupkan

61. (Al Mumit) Artinya Yang Mematikan

62. (Al Hayyu) Artinya Yang Maha Hidup

63. (Al Qayyum) Artinya Yang Hidup serta Berdiri Sendiri

64. (Al Wajid) Artinya Yang Maha Penemu

65. (Al Majid) Artinya Yang Maha Mulia

66. (Al Wahid) Artinya Yang Maha Esa

67. (Al Ahad) Artinya Yang Tunggal

68. (As Samad) Artinya Yang Menjadi Tumpuan

69. (Al Qadir) Artinya Yang Maha Berupaya

70. (Al Muqtadir) Artinya Yang Maha Berkuasa

71. (Al Muqaddim) Artinya Yang Maha Mendahului

72. (Al Muakhir) Artinya Yang Maha Mengakhiri / Penangguh

73. (Al Awwal) Artinya Yang Pertama

74. (Al Akhir) Artinya Yang Akhir

75. (Az Zahir) Artinya Yang Zahir

76. (Al Batin) Artinya Yang Batin / Tak Kelihatan Dzatnya

77. (Al Wali) Artinya Yang Memerintah / Menguasai

78. (Al Muta Ali) Artinya Yang Maha Tinggi serta Mulia

79. (Al Barr) Artinya Yang banyak membuat kebajikan / Kebaikan

80. (At Tawwab) Artinya Yang Menerima Taubat

81. (Al Muntaqim) Artinya Yang Maha Memberi Hukuman / Siksaan

82. (Al Afuw) Artinya Yang Maha Pengampun

83. (Ar Rauf) Artinya Yang Maha Pengasih serta Penyayang

84. (Malikul Mulk) Artinya Pemilik Kedaulatan Yang Kekal / Memiliki Kerajaan

85. (Dzul Jalal Wal Ikram) Artinya Yang Mempunyai Keagungan dan Kemuliaan

86. (Al Muqsit) Artinya Yang Maha Adil

87. (Al Jami) Artinya Yang Maha Mengumpulkan

88. (Al Ghaniy) Artinya Yang Maha Kaya

89. (Al Mughni) Artinya Yang Maha Memberi Kekayaan

90. (Al Mani) Artinya Yang Maha Pencegah / Mempertahankan

91. (Al Darr) Artinya Yang Mendatangkan Mudharat / Bahaya

92. (Al Nafi) Artinya Yang Memberi Manfaat

93. (Al Nur) Artinya Memberi Cahaya

94. (Al Hadi) Artinya Yang Memimpin dan Memberi Pertunjuk

95. (Al Badi) Artinya Yang Maha Pencipta Yang Tiada BandinganNya

96. (Al Baqi) Artinya Yang Maha Kekal

97. (Al Warith) Artinya Yang Maha Mewarisi

98. (Ar Rasyid) Artinya Yang Maha Pandai

99. (As Sabur) Artinya Yang Maha Penyabar / Sabar




life is a puzzle

Mungkin hidup kita bisa diibaratkan sebuah puzzle. Kemudian puzzle hidup tersebut terdiri dari beberapa puzzle lagi. Bisa saja terdiri dari puzzle pekerjaan, puzzle keluarga, puzzle sosialita, atau puzzle cinta.

Dari hari ke hari, kita harus jeli dan cermat menyusun dan menemukan puing-puing yang mungkin merupakan bagian dari puzzle yg kita cari.

Baiklah. 

Jadi begini ceritanya.

ini cerita tentang seorang laki-laki saat usiaku baru 22 tahun. Sangat muda. Sangat mudah tersentuh. Sangat sensitif. Sangat agresif. Sekaligus sangat rapuh dan ekstrim.

Dia seorang laki-laki yang membuat tahun-tahunku berikutnya sangat tidak nyaman. 

Bertahun-tahun aku mencarinya. Mendoakannya. Menafaskannya. Merayunya dalam mimpi. Memohon supaya Tuhan berkenan mempertemukan kami dalam suasana tidak sengaja, seperti bertemu di pom bensin, bengkel motor, saat ngantri di indomaret, bahkan memimpikan dia mendatangi rumahku. 

Sangat tidak nyaman ! 

Dan itu bertahun-tahun lamanya... 

Dan sangat mungkin membuatku melewatkan berkali-kali kesempatan untuk menjalin dengan laki-laki lain yang jauh lebih baik dari dia. 

Lalu ini mengingatkanku pada sosok Aliya di film Bunga Citra Lestari, Sunny. Seorang perempuan yang hingga akhir nafasnya masih hidup dalam bayang-bayang masa lalu bersama lelaki yang dicintainya. Tapi sayangnya laki-laki itu tidak merespon..

Ya. Dan bahwa hidup adalah pilihan adalah benar adanya.

Mau menjadikan masa depan kita seperti apa, itu adalah pilihan perbuatan kita saat ini. Mau melupakan atau tidak, itu juga sebenarnya merupakan pilihan diri kita sendiri.

Lalu entah apa sebabnya, berrrrtahun-tahun berikutnya aku mulai bangkit. tidak lagi syirik-syirikan dengan mantannya mantan. Tidak lagi terus menerus memikirkan si mantan itu. Entah apa sebab, aku tak tau.

Tapi jujur saja, masih selalu ada perasaan berharap. Kasarnya, jika aku menjalin hubungan dengan laki-laki lain, nanti kalo si mantan itu kembali, bagaimana?. 

Enggak tau kenapa bisa ada perasaan begitu. Tapi aku sudah bangkit saat itu.  Bangkitnya mungkin dikarenakan perasaan lelah dan pasrah. Lelah karena udah bener-bener nyari-nyari info tapi nggak ada titik terang juga. Pokoknya rendah banget dah harga diri gua sebagai wanita.

Hingga kemarin malam, tengah malam, saat aku dan temanku sudah berbaring di kasur, si mbak nanya-nanya gimana perkembangan hati aku. Lalu aku menjawab apa yang ada di perasaanku saat itu. Aku sudah tidak sakit hati lagi. Sudah melupakan si mantan itu. Sudah enteng.

Lalu keajaiban datang di esok harinya.
Yakni, pagi tadi. Huwaaa...

Secara tiba-tiba, Kang Andri temen kantor lama ku massage, padahal sebelum-sebelumnya jaraang banget kontek-kontekan sama dia..

Kang Andri (KA) : neng, lo ada salam
Si Neng (Aku)      : siapa kang ?
KA                       : si mister X
Aku                      : mister X ?? akang kenal sama dia?
KA                       : Iya. masih sodara jauh sih.

Nyesss banget saat itu. Yang ada dihati tuh cuma pertanyaan 'kok bisa  pas gitu yah momentnya?'

Lalu dengan perasaan mual perut mules dan keringat dingin, aku beranikan tanya status  si mister X itu. Huwaaa.... Dibalesnya lama sama si akang. Bikin makin deg-deg an. Pinter banget nih sutradaranya bikin orang lemes. Hehe

Siangnya si akang baru jawab..

KA                     : Udah kawin neng. Baru 2 mingguan lah.

Nyess. Jlebb. Jleeebbbbb... Bunuh aja dah gua sekallian kaannggg....! =(

Yah. Begitulah cara kerja Tuhan. Mengumpulkan  puing-puing puzzle ku dengan cara yang sangat tidak terduga. Sangat tiba-tiba. Dan sangat ekstrim. 

Memberitahuku supaya aku move on nya jangan tanggung-tanggung. Jangan berharap ketemu si mister X di pom bensin atau bengkel motor lagi. Supaya aku nggak terus-terusan mengharapkan dia. Sementara dia udah punya bini.

Tapi yang bikin kesel kok ya si mister X itu pake nitip salam segalaaa... aaakkkkkk!!! Gua kebiri juga nih... 

Uang, Hidup, Aku.

Uang.
Hidup.
Yah. Both of them. =)

Jadi yang sedang aku renungkan saat ini adalah tentang uang.
Bukan tentang betapa kerasnya hidup ini.
Bukan pula tentang kekejaman uang.

Waktu aku kecil, setiap mau beli jajanan yang lewat didepan rumah itu gampang banget. Tidak perlu merengek minta uang jajan ke Ibu seperti anak-anak lain.

Ibuku dulu punya warung, jadi aku tinggal cari kaleng uang, ambil beberapa receh, beli.
Tidak perlu takut kena marah karena Ibuku memang tidak pernah memarahi kami tentang uang. Ibuku mempercayai kami. Sesekali pernah aku ambil uang banyak. Mungkin kakak dan adikku juga pernah.
Tapi dikemudian waktu melihat betapa kerasnya Ibuku jualan, Bapakku yang juga harus naik motor di usia itu ketempat kerjanya, anak mana yang masih tega menghamburkan keringat orang tuanya?.

Keluargaku bukan keluarga kaya. Menengah-pun bukan.
Hanya keluarga yang hidup cukup. Tanpa kelebihan. Dan tanpa kekurangan.
Jikalau kami pernah hidup susah, toh sampai sekarang kami masih hidup.

Dan sekarang, aku sadar, begitulah cara orangtuaku mengajari kami tentang KEJUJURAN.

***
Ibuku tidak pernah memanjakanku. Seperti mencium keningku ketika aku sakit misalnya. Atau memberikan ucapan ulang tahun dihari jadiku. Tidak. Tidak ada yg seperti itu semenjak aku kecil sampai sekarang.
Hal-hal seperti menyetrika baju sekolah, pergi ke salon untuk potong rambut, atau membeli buku pelajaran, kami sudah terbiasa melakukannya sendiri. Ya. Kami sudah terbiasa seperti itu sejak SD.

Dan sekarang, aku sadar, begitulah cara orangtuaku mengajari kami tentang KEMANDIRIAN.

***

Sempat pula aku berontak saat masih remaja. Membenci cara didikan orangtuaku. Bersitegang dengan Bapakku. Sering bikin marah Ibuku gara-gara pulang sekolah sampai jam 8 malem.Yang paling tolol adalah sebuah pikiran yg sempat terlintas, bahwa aku bukanlah anak kandung. Haha.

***
Suatu siang di hari aku libur kerja, aku iseng datang ke warung. Ada Ibuku disana.

"Mak, itu apa?" aku menunjuk dua buah buntelan besar mencolok yang sengaja disembunyikan berjejalan dengan barang-barang lain diatas lemari.

Ibuku hanya tersenyum.

"Itu apa?" aku masih terus mendesak.

"Selimut" Jawab Ibuku pendek.

Aku tau  maksud Ibuku adalah Bedcover. Ibuku tidak tau istilah-istilah berbahasa Inggris macam itu.
Tapi yang aku maksudkan bukan 'itu apa'. Tapi 'untuk siapa'.

"Untuk siapa?" kutanya juga akhirnya.

"Untuk kamu dan Maman kalau menikah nanti."

***

Begitulah akhirnya.
Orangtua selalu punya caranya masing-masing untuk mendidik anaknya. Selalu punya caranya masing-masing untuk menyayangi anak-anaknya.

Dan sekarang aku hanya bisa bertanya-tanya. Sampai kapan badcover-badcover itu tetap diatas lemari?

=)






Curug Cilember - Puncak - West Java

Sebenernya udah lama pengen pamer poto aku waktu main-main ke puncak. Baru sempet ngedit beberapa sih.
.. Check it out!
curug Cilember - Puncak

curug Cilember - Puncak

kebun teh

curug Cilember - Puncak

curug Cilember - Puncak

curug Cilember - Puncak

curug Cilember - Puncak

curug Cilember - Puncak

kebun teh





love my country


kumbang kepik

Sudah beberapa minggu hidupku benar-benar seperti kumbang kepik. Melesat. Menggebu. Meleset. Melengking. Dan mematung.

Meski harus aku akui bahwa hidup yang aku katakan lebih banyak adalah tentang pekerjaanku.
Bagaimana pekerjaan tidak mempengaruhi hidupku? Sementara dalam 7 hari, 6 harinya aku habiskan di kantor. Dari 24 jam, 10-13 jam nya aku habiskan di kantor. Sisanya, aku memang dirumah. Tetapi 7-8 jam nya aku habiskan untuk mengistirahatkan badanku.

Yasudah. Jadilah aku kumbang kepik.

Akhir-akhir ini aku berpikir, bahwa Langit, mendengar semua keluh kesahku. Dan,  Tuhan, yang Maha baik itu mengabulkan semua doaku. Belum semua sih, tapi hampir.
Dan membuatku berpikir, mengapa Tuhan mengabulkan keluh kesahku secepat itu?
Mengapa justru dari keluh kesahku Tuhan mengabulkan, bukan dari doa-doaku?

Tapi itu sangat mempengaruhiku.
Dan setelah kubuka mata lebar-lebar, kuresapi , Tuhan memang membungkam seluruh keluh kesahku tentang hidup yang sedang kujalani, tapi, Tuhan juga memang adil.
Dia mengabulkan keluh kesahku, tapi dia juga merubah kondisinya.
Dan sejak saat itu, aku jadi lebih berhati-hati, eng, lebih tepatnya, lebih mikir lagi kalau mau berkeluh.
Takut Tuhan mengabulkan, dan merubah kondisinya.

Itulah pelajarannya..





easy come, easy go..

Ini adalah kisah seorang teman yang menangis tersedu-sedu sambil menunggu film di depan bioskop.

Air mata terus meleleh di pipinya. Matanya merah. Dan sambil terus mengusap pipinya dia masih saja berkisah..

Perkenalan dengan seorang laki-laki beda marga bermula dari facebook.

Yang satu di pinggiran Jakarta, yang lainnya ada di seberang pulau.

"Gue tau dalam hati lo pasti bilang kalau gue bodoh banget. Menangisi pacar yang baru jadian 24 hari dan bahkan gue belum pernah ketemu langsung.." matanya makin merah meradang. Dan aku tak tau harus menjawab apa selain membiarkan dia berkeluh.
 
Bobblehead Bunny